“Software is eating the world, in all sectors. In the future every company will become a software company.” — Mark Andreessen
Perkembangan dunia teknologi terus berkembang pesat, terutama dunia pemrograman dan app atau software .
Di masa ini, software menjadi elemen penting dan krusial di segala sisi kehidupan kita. Sehari-hari kita semuanya bergantung kepada software atau app yang dibangun oleh developer, baik web maupun mobile.
Perkembangan teknologi yang serba digital. membuat kebutuhan profesi di bidang ini menjadi tinggi, Kesempatan kerja menjadi terbuka luas karena seluruh dunia membutuhkan developer teknologi.
Karena masa depan yang cerah tersebut tak heran banyak orang yang mulai tertarik belajar bahasa pemrograman. Entah untuk bisa menggapai mimpi-mimpinya dengan memiliki produk sendiri atau untuk mencari pekerjaan sebagai developer entah itu freelance maupun full-time.
“I think everybody in this country should learn how to program a computer because it teaches you how to think.” — Steve Jobs
Nah, untuk temen-temen yang ingin menjadi developer. Sebelum ke bagaimana cara belajar pemrograman itu sendiri, ada beberapa hal penting yang sebaiknya teman-teman pahami terlebih dahulu supaya memudahkan temen-temen untuk berkembang kedepannya. Hal tersebut antara lain sebagai berikut.
Yapss, Ini penting banget temen-temen!, temen-temen harus menemukan motivasinya sendiri apa.
Yang saya alami, belajar itu kadang semangatnya naik turun, kadang lagi semangat-semangatnya, kadang lagi males-malesnya, atau bahkan frustasi ingin nyerah. Nah motivasi inilah yang bikin semangat belajar temen-temen balik lagi.
Motivasi adalah elemen penting dalam belajar sesuatu, karena dengan motivasi proses belajar temen-temen bisa lebih lancar dan efisien.
Kadang motivasi ini tidak ditemukan ketika temen-temen ingin belajar pemrograman, akibatnya banyak temen-temen yang menyerah ketika belajar bahasa pemrograman.
“ Masih ada yang ngibul bilang ngoding itu gampang? Susah bro. Kalau gampang mungkin semua orang sudah jadi developer hehehe :D”
— Billy Maulana
Tapi, walau begitu bukan berarti mustahil, siapapun bisa kok jadi developer, ga harus selalu jurusan IT melulu.
“Genius is 1% talent and 99% percent hard work…” — Albert Einstein.
Menurut saya, memahami tentang hal ini justru lebih penting, daripada bagaimana cara belajar pemograman itu sendiri.
Karena gini loh, meskipun temen-temen sudah punya basic atau sudah tahu tentang programming, tapi kalau temen-temen masih punya mental yang jelek atau mental block, justru itu akan menghambat temen-temen untuk berkembang kedepannya.
Efeknya temen-temen jadi stagnan, ga maju-maju. dan kebanyakkan mental-mental ini sering hinggap pada fresh-grad developer.
Lalu mental apa saja yang harus diperbaiki?
“Developer itu pembelajar sejati! Seumur hidupnya tidak ada kata berhenti untuk belajar. Berhenti belajar = stuck. Karena perkembangan teknologi itu tiada henti.” — Billy Maulana
Sama ibaratnya seperti seorang dokter, yang terus belajar sepanjang hayat, developer pun sama demikian, karena perkembangan teknologi itu akan selalu ada.
Developer dituntut untuk mau terus belajar dan menerima hal-hal baru, serta mengikuti perkembangan tren teknologi terkini.
Karena jika kita temen-temen tidak mengikuti perkembangan teknologi, temen-temen akan ketinggalan.
Contoh misal temen-temen seorang developer PHP, temen-temen stuck di situ terus, bertahun-tahun cuma bisa PHP doang, tanpa meng-update kemampuan temen-temen dan tetap pada pendirian males mempelajari hal lain.
Lalu tiba suatu saat di mana popularitas PHP udah turun, semua orang sudah meninggalkan PHP, dan PHP sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan industri maka secara otomatis temen-temen akan tersingkir.
Ketika teman-teman tersingkir dan pengen cari kerjaan baru, sudah bisa dipastikan temen-temen akan kesusahan cari job karna temen-temen tidak mengupdate kemampuan temen-temen, dan skill yang dikuasai sudah ketinggalan zaman.
Tingkat minat membaca di Indonesia itu masih rendah. Dan menurut saya itulah yang membuat saat ini masih banyak yang gagal menempuh perjalanannya menjadi seorang developer. Kenapa?
Karena membaca adalah satu dari sekian kemampuan yang menjadi keharusan untuk dimiliki seorang developer.
Membaca adalah gerbang bagi kita manusia untuk mendapatkan ilmu atau informasi. Sudah dari zaman dahulu, bangsa yang bisa dan rajin membaca adalah bangsa yang hebat.
Apalagi seorang developer, ada banyak sekali hal-hal yang harus dibaca, bahkan dalam kesehariannya penuh dengan membaca seperti membaca dokumentasi, Stack Overflow, GitHub issues, pesan error, dll. Jadi jangan males baca ya. :)
Terkadang saya sedikit kesal, kalau ada orang yang sedikit-sedikit nanya, nemu error/masalah dikit nanya, tanpa berusaha mencari tahu terlebih dahulu.
Padahal error tersebut sangat-sangat simple, jika kita meluangkan waktu untuk searching atau mencari tahu terlebih dahulu, jawaban itu akan lebih mudah ditemukan. Tapi karena malas mencari tahu, malas searching, malas baca, malas utak-atik, dan malas-malas yang lain, jadinya susah deh.
Mental-mental tersebut justru akan menghambat temen-temen untuk berkembang. Kebanyakan fresh-grad developer inginnya instan, pengennya disuapin terus, dan tidak mandiri, kalau hal ini dibiasakan jadinya tidak bagus untuk diri temen-temen.
Ingat, developer itu adalah problem solver sejati. Cobalah untuk membiasakan diri temen-temen untuk menyelesaikan masalah tanpa banyak bertanya. Dengan begitu maka akan mengasah logika temen-temen untuk menemukan jawaban atas masalah yang ada.
Kalaupun temen-temen sudah mencoba berbagai cara dan tetap tidak bisa menjawab masalah yang ada maka kita bisa mencoba menanyakan ke orang lain. Tapi usahakan, bukan menanyakan solusinya apa, tapi bagaimana cara orang tersebut menemukan solusi tersebut.
“Beri seseorang ikan, dan dia akan makan untuk sehari. Ajari dia bagaimana untuk memancing ikan dan dia akan makan selamanya“. — Pepatah China Kuno
Programming itu bukan ilmu hafalan/teori, yang kalau sudah hafal teorinya ya sudah. Programming itu hard-skill, sama seperti halnya bela diri yang semakin sering dilatih maka akan semakin jago. Programming pun sama demikian.
Orang-orang yang menjadi expert saat ini, mereka adalah orang-orang yang senantiasa ngoprek dan praktek. Mereka adalah pembelajar sejati. Mereka mempelajari kemudian mempraktekannya. Entah berapa ribu jam yang mereka lalui untuk belajar dan ngoprek.
Kalau temen-temen saat ini masih malas ngoprek sedangkan cita-cita ingin jadi developer handal, ya temen-temen harus perbaiki dulu mental temen-temen ya.
“Ingat! Orang-orang hebat adalah orang-orang yang terus berlatih.”
Ya ya ya… Hal ini adalah hal yang tidak disukai semua orang. Pada umumnya orang akan menghindari masalah, bahkan membenci suatu masalah namun menurut saya itu mindset yang salah.
Wajar kalau temen-temen cenderung panik saat ada error, bug, masalah, dll. Namun temen-temen harus bisa mencintai dan membiasakan hal tersebut agar tetap terlatih untuk menangani error-error apapun.
Cobalah ubah perspektif bahwa masalah itu bukan hal yang menakutkan tapi jadikan ia tantangan, yang mana jika temen-temen bisa menyelesaikan masalah tersebut justru jadi kebanggaan tersendiri buat temen-temen.
“Developer adalah pekerjaan yang menarik, carilah masalah! Ga cuma berhenti sampai situ, tetapi mencari juga solusi dari masalah tersebut.“
Seorang developer wajib mencintai error, bug, masalah, dll. Karena dari situlah temen-temen bisa berkembang. Tanpa masalah, seorang developer manapun juga sudah dipastikan tidak akan bisa apa-apa.
Orang-orang besar seperti Bill Gates, Mark Zuckerberg, dan Larry Page.
Masalah-masalah yang mereka hadapi juga besar, orang kecil, ya masalah yang dihadapinya juga kecil.
Ingat, bahwa temen-temen tidak akan berkembang seketika, melainkan berproses sedikit demi sedikit, perlahan-lahan.
Masalah berat yang temen-temen hadapi sekarang justru akan menyiapkan temen-temen untuk masalah yang lebih besar lainnya.
Jadi cintai masalah, error, bug, dll, karena itu akan membuat temen-temen berkembang lebih hebat lagi. Semangat!
Wejangan untuk Freshgraduated yang ingin menjadi Developer was originally published in VhiWEB on Medium, where people are continuing the conversation by highlighting and responding to this story.